Jumat, 04 September 2015

Kandungan Glukosa pada Urin

Urin merupakan salah satu cairan yang mengandung sisa metabolisme yang diekskresikan oleh ginjal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya urin terbentuk melalui 3 tahap yaitu filtrasi, absorpsi, dan augmentasi. Pada orang sehat, urin mengandung air, ureum, kreatin, dan garam-garaman, sedangkan urin yang tidak sehat, bisa mengandung glukosa, protein, atau darah. Normalnya glukosa tidak ditemukan atau ada tapi dalam jumlah yang sangat kecil di dalam urin. Hal ini dikarenakan di dalam ginjal glukosa mengalami penyerapan kembali (reabsorpsi) oleh tubulus kontortus proksimal. Apabila tingkat glukosa dalam darah melebihi batas gula ginjal (160-180 mg/dl) maka glukosa mulai nampak dalam urin. Keberadaan glukosa dalam urin (glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit, yaitu diabetes mellitus.
Penyakit diabetes mellitus dapat dideteksi lewat uji kandungan glukosa yang terdapat dalam urin. Uji tersebut menggunakan larutan yang disebut reagen benedict. Reagen benedict adalah larutan yang digunakan untuk mengetahui kandungan glukosa dalam suatu cairan. Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Apabila reagen benedict diteteskan ke dalam larutan gula maka tembaga alkalis yang terkandung di dalam benedict akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida dengan membentuk kuprooksida (Cu2O) yang akan menghasilkan endapan berwarna merah bata yang berada di dasar tabung. Dengan cara seperti itulah maka glukosa yang terkandung di dalam urin dapat terdeteksi dengan  perubahan warna yang terjadi.
Pada gambar di atas menunjukan bahwa urin yang tidak sehat (mengandung glukosa) setelah ditetesi reagen benedict dan dipanaskan di atas api mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Sedangkan, urin yang sehat setelah ditetesi benedict warnanya tidak berubah dan tetap berwarna biru.
Agar terhindar dari penyakit diabetes melitus sebaiknya melakukan hal-hal pencegahan seperti berikut ini: 1) selalu memperhatikan porsi makanan agar tetap seimbang (pilih makanan dengan karbohidrat/rendah gula), 2) olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri, 3) usahakan berat badan dalam batas normal, dan 4) hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes (Wijayakusuma, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar