Sabtu, 07 Juni 2014

Hidup itu seperti SEPOTONG ROTI


Hidup itu seperti sepotong roti. Berawal dari bagian-bagian tak berarti jika hanya berdiri sendiri. Tepung terigu, telur, mentega, gula, ragi dan lainnya. Tapi ketika itu semua disatukan dan diproses, menjadi kudapan bernilai tinggi.
Tantangan pertama yang dihadapi dalam kehidupan roti adalah perlakuan "kasar". Diaduk, diputar, diremas, dibanting-banting, diuleni terus menerus. Anehnya, perlakuan tersebut ternyata tidak membuatnya menjadi rusak, tapi malah membuatnya menjadi tambah menjadi. Perlakuan kasar ini malah membuatnya menjadi lebih lembut dan kalis.
Setelah menyatu, adonan dibiarkan atau bahakan kadang ditutup dengan kain basah, sampai mengembang. Seperti itulah mereka yang berhasil melewati fase penyatuan, berkembang menjadi lebih besar. Individu yang menyatu dalam tim akan berkembang bersama timnya. Individu yang tetap sendiri, tak dapat penambahan nilai selain dirinya sendiri. Tak bisa dipungkiri, ada sebagian diantara kita yang gagal berkembang, mungkin karna gagal dalam tahap penyatuan yang penuh tekanan itu.
Tantangan tak berhenti sampai di situ. Cobaan berikutnya dalam kehidupan roti adalah dipotong-potong sesuai bentuk yang diinginkan. Dicabik, dipotong, dan digiling lagi. Tapi hal tersebut tidak membuatnya rusak. Ternyata proses inilah yang menjadikan tiap individu roti mulai mendapatkan identitasnya. Apakah sebagai roti kasur, kukus, donat atau yang lainnya.
Puncak tantangan pada roti adalah di proses berikutnya yaitu dipanggang atau digoreng. Tempaan dengan panas yang luar biasa ini membuat roti semakin matang dan berkembang. Warnanya pun berubah menjadi lebih menarik, tidak lagi pucat.
Hanya yang berhasil melalui semua proses ini, mulai dari diputar dan dibanting, didiamkan bahkan ditutup, dipotong, dicabik, dan digiling. Lalu pada akhirnya ditempa dengan panas yang tinggi. Akan berkembang dengan sempurna dan matang, lalu kemudian dihias dengan cantik.
 Maka dari itu, jika kalian merasa hidup ini diacak-acak, diputar-putar sampai pusing, campur aduk masalah sampai tidak karuan, dibanting berkali-kali, mungkin itu tandanya kita sedang menjalani proses menjadi pribadi yang lebih lembut namun tetap kuat.
Jika sedang merasa pengap, ditutup dengan kain basah, ditinggalkan begitu saja. Berbahagialah, itu tandanya kita sedang mengembangkan diri sebagai adonan roti tadi. 
Jika sedang merasa dipotong, dicabik, dan digilas. Nikmati saja, karena itu artinya kita sedang diberi identitas menjadi seseorang yang lebih unik daripada yg lainnya.
Dan jika ada tempaan panas dan tekanan yang luar biasa. Bersabarlah sedikit lagi, karena inilah proses pematangan dan pengembangan diri untuk menjadi pribadi yang sempurna. Hanya yang berhasil LOLOS dari ujian ini yang pada akhirnya dihias dengan CANTIK.. :)
-NH-


2 komentar:

  1. Jika hidup seperti sepotong roti, maukah engkau membagi sepotong roti itu untukku??? Hehehe

    BalasHapus