Setiap
hari manusia mengeluarkan kurang lebih 1,5 sampai 3 liter cairan yang diubah
dalam bentuk urin, keringat, dan gas CO2. Proses pengeluaran
tersebut dinamakan ekskresi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa
hasil metabolisme yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Alat eksresi pada
manusia yaitu berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Alat-alat tersebut
sekaligus berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh atau homeostasis agar
tetap dalam kondisi normal (Nangsari, 1988).
Ginjal
a. Struktur Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Ginjal manusia berjumlah
sepasang dan terletak di rongga retroperitonial bagian atas. Ginjal merupakan
organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh. Posisi ginjal
kiri lebih tinggi dari ginjal kanan, hal ini dikarenakan adanya hati pada sisi
kanan. Ginjal mempunyai ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar ± 7 cm, dan ketebalan mencapai
± 3 cm (Gibson, 2003). Berat ginjal pada pria dewasa mencapai 150-170 gram dan
wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk yang seperti kacang merah (Setiadi,
2007). Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrosa yang rapat
(Pearce, 2006).
Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian luar yang
disebut dengan korteks (kulit
ginjal), bagian tengah disebut medula
(sumsum ginjal), dan bagian dalam yang disebut pelvis ginjal. Korteks merupakan
bagian ginjal yang berwarna merah pucat sedangkan medula bagian yang berwarna merah
terang dan bergaris yang terdiri dari sejumlah papila renalis, dan bagian
pelvis yang berwarna putih (Gibson, 2003).
Di dalam korteks terdapat
berjuta-juta nefron. Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional terkecil
ginjal. Jumlah nefron yang berada di dalam suatu ginjal dapat mencapai 1,3
juta. Selama 24 jam, nefron dapat menyaring 170 liter darah (Pearce, 2006).
Pada dasarnya nefron terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1)
Badan
Malphigi
Di
dalam badan Malphigi tersusun atas glomerulus dan kapsula Bowman. Glomerulus
berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan kapsula Bowman berupa cawan
berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus. Kapsula Bowman inilah yang
menjadi pembungkus glomerulus (Pearce, 2006).
2)
Saluran
(tubulus)
Setiap tubulus renalis merupakan suatu tabung panjang bengkok yang
dilapisi oleh selapis sel kuboid. Tubulus dibagi menjadi beberapa segmen yang
berlainan, yaitu tubulus kontortus proksimal, bergulung dekat badan Malphigi;
memanjang dari korteks ke medula dan kembali lagi membentuk ansa atau lengkung
Henle; tubulus kontortus distal, dan berakhir dengan memasuki duktus
koligentes. Lengkung Henle inilah yang menghubungkan antara tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal (Gibson, 2003).
b. Fungsi Ginjal
Dalam
Sloanne (2004) ginjal merupakan organ yang memiliki banyak fungsi (multi-function) di antaranya yaitu:
1)
Pengeluaran zat sisa organik. Dalam hal ini ginjal mengekskresi zat
sisa organik seperti: urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian
hemoglobin dan hormon.
2)
Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium,
kalium, kalsium, magnesium, sulfat dan fosfat.
3)
Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Dalam pengaturan keseimbangan asam
basa, ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat
(HCO3-), dan amonium (NH4+) yang
akan mempengaruhi produksi urin apakah bersifat asam atau basa.
4)
Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat
tambahan makanan, obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh melalui
pengeluaran urin.
Pengendalian
terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih serta
bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah.
c. Proses Pembentukan Urin
Jumlah urin yang
dikeluarkan oleh tubuh manusia dapat mencapai ± 900-1500 ml/hari (Setiadi,
2007). Banyaknya urin yang dikeluarkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya yaitu: banyaknya
air yang diminum, suhu lingkungan, hormon insulin, dan hormon ADH (Antidiuretika).
Proses pembentukan urin terdiri atas 3 tahap, seperti:
1)
Filtrasi
Filtrasi
merupakan proses ginjal dalam menghasilkan urin primer. Filtrasi plasma terjadi
ketika darah melewati kapiler dari glomerulus. Zat-zat seperti glukosa, asam
amino, natrium, klorida, bikarbonat dan urea mengalami penyaringan di bagian
kapsula Bowman, sedangkan protein plasma yang berukuran besar akan tetap
tinggal di aliran darah dan meninggalkan glomerulus. Dari proses ini dihasilkan
urin primer. Filtrat yang dihasilkan oleh glomerular dapat mencapai ± 180
liter/hari. Dari volume ini, 99% akan direabsorpsi oleh ginjal (Baradero dkk,
2009).
2)
Reabsorpsi
Ginjal dapat mengabsorpsi urin primer yang dihasilkan dari proses
filtrasi hanya 1-2 liter dari volume filtrat glomerular yang berjumlah 180
liter/hari. Proses reabsorpsi ini berlangsung di tubulus kontortus proksimal.
Tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi 85-90% air yang terdapat dalam
ultrafiltrat, 80% terdiri dari natrium, sebagian besar kalium, bikarbonat,
klorida, fosfat, glukosa, dan asam amino. Selain itu, di ansa Henle juga
terjadi reabsorpsi 25% dari filtrat glomerular yang meliputi ion klorida,
natrium, kalsium, air dan urea (Baradero dkk, 2009). Zat-zat yang diserap
kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah
di sekitar tubulus. Pada proses ini akan terbentuk urin sekunder.
3)
Augmentasi
Urin
sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus kontortus
distal. Di sini terjadi proses facilitatory
reabsorpstion sebanyak 9% filtrat glomerular yang meliputi natrium,
klorida, bikarbonat, air, dan urea. Selain itu terjadi sekresi hidrogen, kalium,
dan amonia (Baradero dkk, 2009). Urin ini akan dikumpulkan dan dialirkan ke
vesika urinaria melalui saluran ureter. Di dalam vesika urinaria, urin
mengalami penampungan sementara. Setelah itu, urin akan dikeluarkan melewati
saluran ureter menuju lubang seni.
Di dalam urin yang dikeluarkan dari dalam tubuh mengandung berbagai
macam zat, antara lain air 96%, zat sisa pembongkaran protein sebanyak 2%
seperti urea, asam ureat, dan amoniak (NH3); produk metabolit 2%
seperti garam; dan zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin
(Watson, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar